![]() |
Met @Bangkok |
Senja pernah
membiru mengeja bait sajak-sajakmu,
Semarak kagum
pada sederet kata halus bersahaja,
Segala jenis
kesunyian pernah tertuang serasa mengkristal,
Kita pernah
bertahan dengan peluk ketulusan.
Di Telaga biru
ini, kecantikanmu datang sebagai air yang jernih,
Keterpanaanku
serupa busur meluncur menembus kening beningmu,
Nyanyianku pernah
menjadi alunan suara merdu, sesaat bagimu,
Semoga di relung
hatimu, mengalir sebagai ritme penenang.
Semisal bidadari,
itulah dirimu.
Hari-hari saat
kita tak bertemu, terasa belati terhunjam, rindu.
Angin telah
berlalu, saat pintu kau tutup rapat,
Menjeritkan luka
yang kupelihara dengan pedih,
Tubuh kurus, lalu
cahaya mataharipun meredup,
Perpisahan telah
terjelma keranda yang siap dikubur.
Bangkok, senja itu!
Barangkali disana
kau temukan peluk yang lebih tabah
Kutetap menanti
di Bujur Lintang pondok kenangan, kota tua kita.
Semoga kamu bisa
bahagia dengan sejuta senyuman menghiasi hari-hari indahmu
Di Kota Tua itu,
ruang buat ingatanku.
(masih mencintaimu hingga kapanpun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar