Bagaimana rasanya ketika
kerinduan pada seseorang menggayuti ?
di saat-saat alunan musik
mengiringi kerinduan, rasa kangen. ?
Tapi pernahkan dirasakan saat
kerinduan yang tertumpah ruah, tiba-tiba lewat
lewat ‘short messege’ dia
mengabaikan sebuah kerinduan ?
Jengkel, perih, pedih dan
nestapa mungkin itu sebagian gambaran perasaan yang dipendam atau bahkan
tumpahkan pada sebuah bait-bait malamyang sunyi dan senyap.
Atau barangkali akan
berpikir begini : “jangan-jangan dia
sedang bercermin pada dirinya sendiri yang sebenarnya dia tidak pernah
merindukanmu ?
Kata-kata yang terangkai dalam
kalimat :
Aku kangen
I Miss You So Much
Miss U Always
Dimatanya hanyalah
dianggap ungkapan kosong..
Entahlah mengapa
kerinduan itu hanya dianggap bagai angin lalu…
Seperti tak berkesan, tak
bermakna
Padahal rasa itu,
terbentuk dari cucuran perasaan yang bersemayam dalam hati ..
Kerinduan yang kerap
menggayut itu seperti hujan membasahi tanah,
Terserap dan menggenang
di kubangan…
Mengucur di ujung daun
mengalir sepanjang anak sungai …
Kenyataan yang tak bisa
dilawan menyulut kerinduan…
Mengalir deras dalam
nadi, melaui pembuluh arteri
Menggelegak di dada rasa
itu,
Separuh jiwa yang selalu
mengabaikan kerinduan…
Belahan jiwa yang masih menyisakan
kerinduan …
telah berkeping, dia
mulai tak peduli
Atau bahkan tak lagi
merasakannya…
Upaya hingga kini tak
sedikitpun surut untuk selalu merindukannya,
Meski bisa saja maut itu
akhir dari penantian bagi jiwa yang sepi.