Powered By Blogger

Sabtu, 22 Juni 2013

Jas Merah

oleh : Syamsul Kurniawan,

(Pemerhati Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, tinggal di Pontianak)



"JAS MERAH”, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, demikian diucapkan Bung Karno dalam pidatonya yang terakhir pada HUT RI tanggal 17 Agustus 1966. JAS MERAH yang dikumandangkan Bung Karno agaknya harus dicamkan benar oleh bangsa kita dewasa ini.

Semboyan ini tentunya bukan sekedar omong kosong belaka. Dengan mengetahui sejarah bangsanya maka seeorang dapat menghargai kehebatan dan jerih payah pendahulunya dalam membangun negeri ini dengan keringat darah. Bila manusia benar menghayati arti sejarah maka dapat membuat menciptakan semangat kebangsaan dan nasionalisme yang kuat yang dapat membabat habis benih-benih perpecahan bangsa. Di samping itu, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Orang yang lupa pada sejarah tidak bisa merancang masa depan hidupnya, bahkan bangsanya tidak berjalan dengan normal.

Tidak ada salahnya kalau kita kembali membincangkan mengenai sejarah peradaban bangsa. Dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui bahwa siapakah diri kita sebenarnya. Tanpa sejarah, kita tidak akan tahu siapa diri kita sebenarnya. Tanpa sejarah, kita tidak akan tahu siapa pahlawan kita, atau kenapa kita dilahirkan ketika Indonesia sudah merdeka.

Jadi jangan pernah menganggap bahwa sejarah hanyalah sebuah dongeng belaka. Karena kenangan dalam tiap lembar sejarah itu tertulis nama-nama pahlawan kita. Walau tidak dalam lembaran sehelai kertas, tapi ia akan tetap abadi dalam perputaran waktu yang mencatat prestasi kebaikannya. jadikanlah bahan perenungan buat kita untuk meneruskan apa yang sudah diwarisi kepada kita.


BAHAN EVALUASI DAN MOTIVASI

Menurut bahasa, sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu Asy-Syajaroh, yang berarti Pohon. Menurut istilah, “Sejarah adalah pengetahuan tentang proses-proses berbagai realitas dan sebab-musababnya secara mendalam,” demikian Ibnu Khaldun.

Sejarah, baik yang berupa kesuksesan maupun kegagalan, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi diri kita, dan juga motivasi. Ketika Bung Karno mengumandangkan JAS MERAH, beliau sebenarnya ingin membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda waktu itu. Ingatlah kejayaan Sriwijaya. Ingatlah kejayaan Majapahit. Ingatlah kejayaan Mataram. Bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa yang dapat berdiri dengan gagah di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Sejarah, merupakan kekuatan dahsyat yang tersembunyi dari seseorang atau bangsa.

Bila orang atau bangsa tersebut mau dan mampu memahami dan belajar dari sejarah, maka mempunyai kekuatan yang dahsyat yang dapat ia gunakan untuk menjalani kehidupannya di masa sekarang dan akan datang. Tak hanya menjalani, bahkan mempunyai visi kedepan. Tentu ia akan berpikir, kegagalan di masa lampau jangan sampai terulang di masa sekarang dan mendatang. Dan keberhasilan di masa lampau, harus mampu ia pertahankan dan dilipatgandakan di masa sekarang dan yang akan datang. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang,” demikian Bung Karno.


MENJADI BIJAK MELALUI BELAJAR SEJARAH

Ada pepatah yang bilang “Orang cerdas belajar dari sejarah”. Sejak sejarah terbukti dapat mengajari kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, maka hal pertama yang harus kita lakukan untuk membangun bangsa ini adalah dengan belajar dari sejarah.

Jika tahu bahwa krisis kepemimpinan membuat dinasti-dinasti yang pernah menguasai China jatuh dan pecah, maka kita jangan sampai membuat negara kita berada di dalam kondisi yang demikian itu. Jika kita tahu bahwa VOC bangkrut karena terlalu banyak korupsi di dalamnya, janganlah kita membuat negara kita ini bangkrut karena korupsi juga. Dengan belajar sejarah baik-baik maka kita setidak-tidaknya memiliki landasan yang baik untuk membangun negara kita, sama seperti sebuah pesawat untuk dapat lepas landas harus memiliki landasan yang baik dan cukup panjangnya.

Bagi sebagian bangsa Indonesia masih menganggap remeh manfaat mempelajari sejarah. Sejarah bagi sebagian orang dianggap sesuatu yang tidak lagi up todate atau ketinggalan zaman. Hal berbeda kita jumpai dalam sejarah bangsa Eropa dan Amerika. Orang Eropa dan Amerika sangat menghargai sejarah. Mereka menganggap dengan belajar sejarah dapat menyerap nilai-nilai positif yang ada dalam karya sejarah.

Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.” Filsuf dari Jerman, GWF Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.”

Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”

Dan bagi saya belajar sejarah seperti kita membaca buku diary orang lain, menarik dan menginspirasi kita untuk dapat menjadi lebih baik. Dengan sejarah saya bisa mengambil pelajaran dengan mempelajari sejarah dari sisi manapun. Mempelajari sejarah membuat saya mengetahui kisah-kisah inspiratif yang pernah terjadi, dan dapat juga dijadikan cerminan untuk kehidupan yang ada saat ini maupun di masa depan.

“JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah),” demikian pesan Bung Karno. Bagaimana dengan pilihan sikap Anda?.***/Kompasiana-15 September 2011 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar